Fimadina.com– Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh denga keutamaan. Salah satunya dan bisa dibilang sangat populer di tengah kaum muslimin, adalah tentang penjelasan bahwa bulan Ramadan itu terbagi ke dalam 3 fase. Yaitu, rahmat (kasih sayang), maghfirah (ampuanan) dan ‘itqun minannar (terbebas dari api neraka).
Hal ini memang dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Syuʽabul Iman dan juga diriwayatkan oleh Ibn Khuzaimah dalam Sahih ibn Khuzaimah dengan redaksi sebagai berikut:
شهر رمضان أوَّله رحمة، وأوسَطه مغفرة، وآخِره عتق من النار
Artinya: ” Bulan Ramadan, “Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka.”
Tentang maksud hadits ini, menurut Idam Khalid, LTM PBNU, dikutip dari Tempo, bahwa makna tiga bagian Ramadan ini maksudny adalah manusia (baca: uamat Islam) terbagi ke dalam tiga golongan.
Pertama, golongan yang tidak memiliki beban dosa. Mereka sangat rindu dan dengan ikhlas menyambut Ramadan. Bagi mereka, bulan Ramadan adalah bulan untuk memanen amal dan kebaikan. Bahkan persiapan mereka jauh-jauh hari. Muali dari membersihkan diri, tobat dari dosa, sehingga pas masuk Ramadan mereka benar-benar siap.
Kedua, golongan yang merasa dosanya ringan. Golongan ini berharap pada pintu ampunan yang terbuka lebar. Mereka akan diampuni Allah SWT setelah melaksanakan puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadan ini dengun penuh keikhlasan, hanya berharap rida-Nya.
Ketiga, golongan manusia yang sangat banyak berlumuran dengan dosa. Maka bulan ini adalah momen untuk menyucikan diri. Ramadan adalah bulan pengembalian jati diri atas fitrah kehambaan. Sesuai dengan tugas utama manusia menurut Al-Quran yaitu hanya untuk beribadah kepada Allah. Beribadah, maksudnya adalah menjadi hamba Allah yang sebenarnya.
Puncaknya, pencapaian ketenangan jiwa yang disebut dengan nafsul muthmainnah. Yakni, jiwa manusia yang sanggup dalam menerima kebenaran Ilahi, menolak segala keburukan, dan senantiasa melaksanakan sifat terpuji. Di sinilah makna terbebas dari api neraka (‘itqun minannar) dapat dan bisa dipahami.