Kaidah Penting Tentang Keberadaan Petunjuk: Wawasan dari Gus Wahab

waktu baca 4 menit
Kamis, 12 Sep 2024 09:35 0 246 Zezen Zaini Nurdin

Fimadina.com- Seorang peneliti bidang akidah dari Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Abdul Wahab Ahmad, mengungkapkan sebuah kaidah penting tentang keberadaan petunjuk yang berlaku universal dalam berbagai aspek kehidupan. Melalui postingan di laman Facebook pribadinya pada Rabu (11/9/2024), Ahmad menjelaskan konsep ini dengan detail.

“Ada suatu kaidah penting tentang keberadaan petunjuk yang harus dipahami,” tulis Ahmad. Ia kemudian mengutip sebuah kaidah dalam bahasa Arab yang artinya, “Adanya petunjuk memastikan adanya sesuatu yang ingin dibuktikan keberadaannya, tetapi tidak adanya petunjuk tidak membuktikan bahwa sesuatu yang ingin dibuktikan itu tidak ada.”

Menurut Ahmad, kaidah ini berlaku luas dalam kehidupan sehari-hari hingga ilmu pengetahuan. Ia memberikan beberapa contoh aplikasi kaidah tersebut, mulai dari pengetahuan umum hingga teologi.

Dalam pengetahuan umum, Ahmad mencontohkan bahwa adanya asap memastikan adanya pemanasan benda, namun ketiadaan asap tidak serta-merta berarti tidak ada pemanasan. “Bisa saja pemanasannya ada tapi tidak berasap,” jelasnya.

Sementara dalam konteks teologi, Ahmad mengilustrasikan bahwa keberadaan alam semesta memastikan adanya Tuhan, tetapi ketiadaan alam semesta tidak berarti Tuhan tidak ada. “Tuhan pasti ada, tapi bisa saja belum menciptakan alam atau alamnya sudah dikiamatkan olehNya,” ungkap Ahmad.

Ahmad juga menyinggung aplikasi kaidah ini dalam hal nasab atau silsilah keturunan. Ia menjelaskan bahwa adanya nama anak dalam kartu keluarga memastikan keberadaan anak tersebut, namun ketiadaan nama tidak selalu berarti anak itu tidak ada. “Bisa saja si anak belum didaftarkan atau memang disembunyikan,” tambahnya.

Peneliti NU ini menekankan pentingnya memahami kaidah tersebut untuk menghindari kesalahan dalam penarikan kesimpulan logis. “Kegagalan memahami kaidah ini dapat menimbulkan kesalahan dalam penarikan kesimpulan logis,” tutup Ahmad.

Berikut catatan lengkapnya:

Kaidah Penting Tentang Keberadaan Petunjuk

Petunjuk adalah suatu hal yang keberadaannya menunjukkan adanya hal lain. Dalam bahasa arab, petunjuk disebut dengan dalil. Ada suatu kaidah penting tentang keberadaan petunjuk yang harus dipahami, yaitu:

يلزم مع وجود الدليل وجود المدلول ولا يلزم مع عدم الدليل عدم المدلول

“Adanya petunjuk memastikan adanya sesuatu yang ingin dibuktikan keberadaannya, tetapi tidak adanya petunjuk tidak membuktikan bahwa sesuatu yang ingin dibuktikan itu tidak ada”

Ini adalah kaidah universal yang berlaku pada semua sisi kehidupan, mulai perkara sehari-hari hingga ilmu agama atau pun umum. Aplikasi kaidah ini seperti contoh berikut:

A. Dalam pengetahuan umum:

– Adanya asap memastikan adanya pemanasan benda. Tetapi ketika tidak ada asap, tidak dapat dipastikan bahwa tidak ada pemanasan benda. Bisa saja pemanasannya ada tapi tidak berasap.

– Adanya cahaya dalam rumah di malam hari memastikan adanya lampu. Tetapi ketiadaan cahaya tersebut tidak memastikan bahwa lampunya tidak ada. Bisa saja lampunya ada tapi mati.

– Adanya rasa sakit di badan memastikan adanya penyakit. Tetapi ketiadaan rasa sakit di badan tidak memastikan bahwa penyakitnya tidak ada. Bisa saja sakitnya ada tapi tidak terasa.

– Adanya bangunan memastikan adanya tukang. Tapi ketiadaan bangunan tidak memastikan bahwa tukangnya tidak ada. Bisa saja tukangnya ada tapi memang tidak membangun bangunan.

B. Dalam teologi:

– Adanya alam semesta memastikan adanya Tuhan. Tetapi ketiadaan alam semesta tidak memastikan Tuhannya tidak ada. Tuhan pasti ada ada tapi bisa saja belum menciptakan alam atau alamnya sudah dikiamatkan olehnya.

– Adanya mukjizat yang melanggar hukum alam memastikan adanya kekuasaan Tuhan yang bebas mengatur hukum alam. Tetapi ketiadaan mukjizat tidak menunjukkan bahwa Tuhan tidak berkuasa mengatur hukum alam.

C. Dalam nasab:

– Adanya nama anak dalam kartu keluarga memastikan bahwa anak tersebut ada. Tetapi ketiadaan nama anak dalam kartu keluarga tidak memastikan bahwa anak tersebut tidak ada. Bisa saja si anak belum didaftarkan atau memang disembunyikan.

– Keberadaan nama seseorang di buku nasab yang kredibel memastikan bahwa orang itu ada. Tetapi ketiadaan catatan nama orang tersebut tidak memastikan bahwa orangnya tidak ada. Bisa saja penulisnya tidak mengetahui keberadaannya sebab buku nasab memang bukan laporan sensus penduduk.

Contoh lainnya sangat banyak. Silakan ditambah sendiri agar semakin paham. Kegagalan memahami kaidah ini dapat menimbulkan kesalahan dalam penarikan kesimpulan logis.

Semoga bermanfaat.

Zezen Zaini Nurdin

Zezen Zaini Nurdin

Pegiat media dan sosial lokal. Blog pribadi http://zezenzn.my.id

Home
Kontak Kami
Search
Kembali