Kajian Hadits: Memahami Pilihan antara Ahlul Bait dan Sunnah Rasul

waktu baca 2 menit
Kamis, 19 Sep 2024 03:03 0 112 Zezen Zaini Nurdin

Fimadina.com- Dilansir dari NU Online, dalam artikel yang ditulis oleh Alhafiz Kurniawan pada Ahad, 14 Mei 2023, KH Ali Mustofa Ya’kub, pakar kajian hadits Indonesia, membahas dua hadits yang tampak bertentangan mengenai peninggalan Rasulullah yang paling berharga, yakni antara Al-Qur’an dan sunnah Rasul atau Al-Qur’an dan ahlul bait Rasul.

Dalam karyanya At-Thuruqus Sahihah fi Fahmis Sunnatin Nabawiyyah, Kiai Ali menyoroti bagaimana umat dapat memahami perbedaan ini dalam konteks ikhtilaful hadits atau ta’arudh (pertentangan hadits).

Imam Malik meriwayatkan hadits yang menyatakan bahwa Rasulullah saw meninggalkan dua perkara, yaitu kitab Allah dan sunnah Rasulullah, yang apabila umat berpegang teguh pada keduanya, mereka tidak akan tersesat.

Hadits yang diriwayatkan Imam Malik dalam Al-Muwaththa’ berbunyi:

أَنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال تَركْتُ فيكُمْ أَمْرَيْنِ مَا إِنْ تَمسَّكْتُمْ بِهِمَا لنْ تَضِلُّوا أَبَدًا: كِتَابَ اللهِ، وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Artinya: “Rasulullah saw bersabda, ‘Aku meninggalkan dua hal di tengah kalian; selama berpegang pada keduanya, kalian tidak akan tersesat selamanya: yaitu kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya,’” (HR Imam Malik).

Adapun hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad menyebutkan:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ لَنْ تَضِلُّوا بَعْدِي الثَّقَلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ الْآخَرِ كِتَابُ اللَّهِ حَبْلٌ مَمْدُودٌ مِنْ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ وَعِتْرَتِي أَهْلُ بَيْتِي أَلَا وَإِنَّهُمَا لَنْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ

Artinya: “Dari sahabat Abu Said Al-Khudri ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Sungguh, aku meninggalkan dua hal penting di tengah kalian sesuatu yang jika berpegang pada keduanya, kalian tidak akan tersesat sepeninggalku. Yang satu lebih besar dari yang lain. Pertama, kitab Allah, sebuah tali panjang dari langit ke bumi. Kedua, keturunanku, ahli baitku. Ketahuilah, keduanya takkan terpisah sampai keduanya melewati telagaku,’” (HR Imam Ahmad).

KH Ali Mustofa Ya’kub kemudian menyoroti metode untuk memahami dua hadits yang tampak bertentangan ini. Dalam pandangan gurunya, Syekh Wahbah Az-Zuhaili, kedua hadits tersebut sebenarnya tidak bertentangan secara substansi. Syekh Wahbah menjelaskan bahwa perintah untuk mengikuti ahlul bait sesungguhnya merupakan perintah untuk mengikuti sunnah Rasulullah, karena ahlul bait adalah keluarga nabi yang berpegang pada sunnahnya.

Sebagai analogi, jika seseorang disarankan untuk mengikuti seorang Syekh yang dikenal taat berpegang pada Al-Qur’an dan sunnah, maka maksud sebenarnya adalah untuk mengikuti nilai-nilai dan tuntunan yang dianut oleh Syekh tersebut, bukan semata-mata mengikuti pribadinya.

Dengan demikian, Kiai Ali menyimpulkan bahwa kedua hadits tersebut merujuk pada satu substansi yang sama, yakni kewajiban umat untuk mengikuti Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah, baik melalui ajaran langsung maupun melalui kehidupan keluarga Rasul yang berpegang teguh pada sunnah. Dengan pemahaman ini, tidak ada kontradiksi antara hadits yang menyebutkan sunnah Rasul dan ahlul bait.

Wallahu a’lam.

Sumber: NU Online

Zezen Zaini Nurdin

Zezen Zaini Nurdin

Pegiat media dan sosial lokal. Blog pribadi http://zezenzn.my.id

Home
Kontak Kami
Search
Kembali