KH. Hasan Ma’ruf, Pendiri Pesantren Sabilunnajat Ciamis

waktu baca 5 menit
Selasa, 5 Mar 2024 12:44 0 325 Andi Rosmayadi

Kyai Hasan Ma’ruf adalah pendiri Pondok Pesantren Sabilunnajat, sebuah pesantren yang terletak di Dusun Sukamaju, Desa Cileungsir, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Beliau lahir pada tahun 1930 dan meninggal dunia pada tahun 2017, dalam usia 87 tahun. Kyai Hasan Ma’ruf dikenal sebagai ulama yang karismatik dan visioner, yang memiliki peran penting dalam mengubah pola pikir masyarakat setempat dari minim pengetahuan agama menjadi lebih paham dan mendalam dalam ajaran Islam.

Sebelum dikenal dengan nama Kyai Hasan Ma’ruf, beliau memiliki nama asli Memed Sukanda dan sering dipanggil dengan sebutan “Ajengan Endo.” Nama Hasan Ma’ruf mulai digunakan setelah beliau menunaikan ibadah haji. Beliau merupakan anak ketiga dari enam bersaudara, lahir dari pasangan Kyai Sanrovi dan Nyai Sanrovi. Sebagai ulama yang lahir dari keluarga yang memiliki kedekatan dengan dunia keagamaan, Kyai Hasan Ma’ruf mendapatkan pendidikan agama sejak usia muda.

Pendidikan Keagamaan

Kyai Hasan Ma’ruf mengawali pendidikannya di Pondok Pesantren Cinangka, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, pada tahun 1945, ketika beliau berusia 12 tahun. Di pesantren ini, beliau belajar berbagai ilmu agama, termasuk Fiqh, Nahwu, dan Sharaf. Selain itu, Kyai Hasan Ma’ruf juga mempelajari tarekat, khususnya Tarekat Syattariyah, yang diajarkan oleh gurunya, Mama Cigoong, seorang ulama dari Rajadesa. Namun, meskipun Kyai Hasan Ma’ruf mendalami tarekat ini, beliau tidak menyebarkannya kepada santri-santrinya.

Setelah menamatkan pendidikannya di Pondok Pesantren Cinangka, Kyai Hasan Ma’ruf kembali ke kampung halamannya di Sukamaju dan mulai mengabdikan ilmunya kepada masyarakat. Pada usia sekitar 20 tahun, beliau menikah dengan Nyai Siti Romlah dan dikaruniai tiga orang anak, dua laki-laki dan satu perempuan. Bersama-sama dengan istri dan para santri, Kyai Hasan Ma’ruf membangun Pondok Pesantren Sabilunnajat.

Pendiri Pondok Pesantren Sabilunnajat

Pondok Pesantren Sabilunnajat resmi didirikan pada tahun 1965. Sebelumnya, kegiatan keagamaan sudah berlangsung di kampung Sukamaju, meski belum berbentuk lembaga resmi. Nama “Sabilunnajat” yang berarti “jalan keselamatan” diciptakan oleh Kyai Hasan Ma’ruf sendiri, dengan harapan pesantren ini menjadi sarana bagi masyarakat untuk berada di jalan yang benar sesuai ajaran Islam, demi keselamatan dunia dan akhirat serta ridha Allah SWT.

Awalnya, pesantren ini terletak di Cikawung (masih wilayah Sukamaju), namun setelah beberapa kali berpindah, akhirnya menempati lokasi yang sekarang di Sukamaju. Pesantren ini mulanya dikenal dengan nama “Pesantren Sukamaju,” merujuk pada daerah di mana pesantren tersebut berdiri. Pada awalnya, bangunan pesantren hanya terbuat dari bambu dan kayu, mencerminkan kesederhanaan yang diusung oleh Kyai Hasan Ma’ruf dalam menyebarkan ilmu agama.

Dalam membangun pesantren, Kyai Hasan Ma’ruf didorong oleh keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat sekitar yang masih jauh dari pengetahuan agama Islam. Masyarakat Sukamaju pada waktu itu masih melakukan berbagai ritual tradisional yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti Hajat Bumi, sesajen, dan Mupunjung, yang sering kali disertai dengan persembahan kepada roh leluhur. Kyai Hasan Ma’ruf berusaha mengubah kebiasaan tersebut dengan menggantinya menjadi acara Peringatan Hari Besar yang lebih Islami, seperti syukuran, makan bersama, dan sedekah.

Beliau juga terdorong untuk mendirikan pesantren atas amanah dari ayahnya, Kyai Sanrofi, yang menginginkan adanya lembaga pendidikan agama di Sukamaju. Pesantren ini dibangun di atas tanah seluas kurang lebih dua hektar, yang merupakan tanah warisan dari keluarganya dan sebagian merupakan tanah wakaf dari masyarakat sekitar.

Kontribusi dan Ajaran

Dalam mengajar, Kyai Hasan Ma’ruf dikenal sebagai ulama yang menguasai banyak bidang ilmu agama, termasuk Fiqh, Tasawuf, Tauhid, Nahwu, Sharaf, Mantiq, dan Tafsir. Pesantren yang beliau dirikan berbasis salaf, yang mengedepankan pengajaran kitab-kitab klasik. Salah satu fokus utama dari pendidikan di pesantren ini adalah pengajaran ilmu alat (Nahwu dan Sharaf), yang menjadi dasar penting dalam memahami kitab-kitab berbahasa Arab.

Kyai Hasan Ma’ruf juga didampingi oleh para alumni yang sudah mumpuni dalam berbagai bidang keilmuan agama. Salah satu ciri khas dari ajaran beliau adalah kedekatannya dengan masyarakat dan upaya beliau untuk menyebarkan agama Islam secara perlahan melalui penanaman nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pesantrennya, Kyai Hasan Ma’ruf berusaha mendidik generasi muda agar menjadi santri yang tidak hanya paham ilmu agama, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia.

Peran Sosial dan Keluarga

Kyai Hasan Ma’ruf memiliki hubungan yang sangat baik dengan masyarakat sekitar. Pembangunan pesantren juga banyak dibantu oleh warga setempat, baik dalam bentuk tenaga maupun donasi. Dengan adanya kepanitiaan yang dibentuk oleh masyarakat, pembangunan fasilitas pesantren berjalan lancar, meskipun terkadang mengalami kendala seperti kekurangan bahan bangunan. Namun, hal tersebut dapat diatasi berkat inisiatif masyarakat dan para alumni yang berdonasi.

Selain sebagai tokoh agama, Kyai Hasan Ma’ruf juga dikenal sebagai sosok pemimpin keluarga yang bijaksana. Dari pernikahannya dengan Nyai Siti Romlah, Kyai Hasan Ma’ruf dikaruniai tiga anak, yaitu:

  1. Kyai Haji Aos Firdaus, yang kemudian menikah dengan Hj. Enin, dan memiliki anak bernama Imam Sahal serta Cici. Sebelum menikah dengan Hj Enin, Kiyai Aos memiliki anak dari istri terdahulunya, yaitu Kiyai Asep Abdul Aziz
  2. Hj. Ade Muflihah, yang menikah dengan Kyai Abdussomad, dan memiliki anak Johan Zauharuzaman, Aip Syarifudin, serta Ova Mustofa Kamal.
  3. Kyai Haji Fifin Syarif Arifin, yang menikah dengan Hj. Yayah Rodiyah, dan memiliki anak Anjab Nursyihab Arifin, Hilma, serta Hilda.

Kyai Hasan Ma’ruf meninggalkan warisan yang besar, baik dalam bentuk pesantren yang masih terus berkembang hingga saat ini maupun keturunan yang melanjutkan perjuangan beliau dalam dunia pendidikan dan dakwah Islam. Saat ini pesantren dipimpin oleh anak pertamanya, Kyai Haji Aos Firdaus.

Sumber: Disarikan dari NADZOM MANAQIB PENDIDIRI PONPES SABILUNNAIAT ALMARHUM ALMAGFURLAHU K.H. HASAN MA’RUF tahun 2024 dan sumber lainnya.

Andi Rosmayadi

Andi Rosmayadi

Aktivis kepemudaan dan sosial

Home
Kontak Kami
Search
Kembali