Memahami Perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar

Fimadina.com– Setiap bulan Ramadan, biasanya ketika menginjak tanggal 17 Ramadan, umat Islam di Indonesia, melaksakan kegiatan dalam rangka memperingati turunnya Al-Quran atau yang biasa disebut dengan istilah Nuzulul Quran.

Perayaan atau peringatan Nuzulul Quran ini diperingati dengan berbagai hal kegiatan yang postif yag bernilai ibadah. Mulai dari yang hanya membaca doa Khatam Al-Quran saja, atau yang khotaman (membaca Alquran 30 juz) barengan pada satu malam, ada juga yang meriah dengan mengadakan pengajian seperti tabligh akbar pada umumnya.

Kegiatan tersebut diperingati dan dilaksanakan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Al-Quran yang turun di bulan Ramadan.

Namun, mungkin bagi sebagian kita mungkin ada yang bertanya-tanya; Al-Quran kan turun tanggal 17 Ramadan, kenapa kemudian diterangkan bahwa kita disuruh itikaf mengejar lailatul qodar 10 hari terakhir? Bukankah dalam surat Al Qodr, Al-Quran turun pada malam lailatul qodar? Berarti lailatul qodar bisa tanggal 17 Ramadan? Sedangkan 10 terkahir Ramadan adalah berarti mulai tanggal 20 Ramadan?

Nah, terkait hal ini ada penjelasannya.

Al-Quran diturunkan pada malam lailatul qodar, betul. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Qodr ayat 1-5.

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al Quran) pada Lailatulqadar, Dan tahukah kamu apakah Lailatulqadar itu? Lailatulqadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (malaikat Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan, Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.

Para ulama memiliki pandangan yang berbeda mengenai kata ganti “hu” dalam ayat pertama yang merujuk kepada Al-Qur’an itu sendiri. Terdapat dua pendapat utama dalam hal ini. Pendapat pertama menyatakan bahwa “hu” merujuk pada keseluruhan Al-Qur’an, yang berarti Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sekaligus dari Lauhil Mahfudz ke Baitul ‘Izzah (langit dunia) pada malam Lailatul Qadar. Sementara pendapat kedua menyatakan bahwa “hu” merujuk pada sebagian Al-Qur’an, yaitu bahwa Allah SWT menurunkan pertama kali Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW, yakni surat Al-‘Alaq ayat 1-5.

Riwayat dari Ibnu Abbas RA menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan pada Lailatul Qadar, baru kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad SAW (HR. Ath-Thabrani). Adapun peringatan Nuzulul Qur’an yang sering diadakan pada tanggal 17 Ramadhan, dengan pengajian atau tabligh akbar atau lainnya, berdasarkan pendapat yang menyatakan bahwa pada tanggal tersebut Rasulullah SAW pada umur 41 tahun menerima wahyu pertama kali, yaitu surat Al-‘Alaq ayat 1-5, ketika beliau berkontemplasi di gua Hira, Jabal Nur, kurang lebih 6 km dari kota Mekah, tempat tinggal Rasulullah saat itu.

Simpulnya;

1. Peringatan Nuzulul Qur’an yang dilakukan umat Islam dimaksudkan sebagai peringatan turunnya ayat Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW, yakni ayat 1-5 surat Al-‘Alaq. Ini terjadi pada tanggal 17 Ramadan
2. Sementara itu, Lailatul Qadar merujuk pada malam diturunkannya Al-Qur’an secara keseluruhan dari Lauhil Mahfudz ke Baitul ‘Izzah atau langit dunia. Disebutkan bahwa pada malam itu, langit menjadi bersih, tidak nampak awan sedikitpun, suasana tenang dan sunyi, tidak dingin dan tidak panas. Ini terjadi pada malam 10 hari terakhir bulan Ramadan, bukan tanggal 17 Ramadan. Walaupun ada pendapat lain yang menyatakan malam Lailatul Qadar tidak hanya pada malam ganjil pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan.

Demikian, perbedaan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar.

Referensi : Al-Quran dan Terjemah Kemenag RI, Pustaka Ilmu Sunni Syaf’i-KTB.