Mengungkap Keutamaan Sya’ban: Telaah atas Karya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki

waktu baca 4 menit
Minggu, 2 Feb 2025 23:33 0 200 Nana Taryana

Fimadina.com- Bulan Sya’ban sering kali kurang mendapatkan perhatian dibandingkan bulan Rajab dan Ramadan. Namun, dalam kitab “Ada Apa dengan Sya’ban?” karya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, dijelaskan bahwa bulan ini memiliki keutamaan yang luar biasa, termasuk diangkatnya amal perbuatan manusia dan peristiwa penting dalam sejarah Islam.

Prof. Dr. Muhammad Al-Maliki bin ‘Alawi bin ‘Abbas bin ‘Abdul-‘Aziz Al-Maliki (1944 – 29 Oktober 2004) adalah ulama Sufi dan ulama besar Ahlussunnah wal Jama’ah yang berasal dari Makkah, Arab Saudi. Banyak sekali orang-orang berdatangan dari mancanegara untuk menimba ilmu bersama beliau dan menjadi murid beliau hingga beliau menghembuskan nafas terakhir pada tahun 2004. Hingga kini, jasa keilmuan beliau tetap dikenang, bahkan murid-muridnya kerap kali meneruskan kiprah perjuangan beliau di tempat asal mereka tinggal.

Keutamaan Bulan Sya’ban

Kitab ini menegaskan bahwa Sya’ban adalah bulan di mana amal manusia diangkat ke hadapan Allah SWT. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

“Itu adalah bulan yang dilalaikan oleh banyak orang, yaitu antara Rajab dan Ramadan. Ia adalah bulan di mana amal-amal diangkat kepada Tuhan semesta alam, dan aku ingin amalanku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa.” (HR. Nasa’i dan Ahmad).

Hadis ini menjadi dasar bagi umat Islam untuk lebih meningkatkan ibadah di bulan Sya’ban, terutama dengan memperbanyak puasa sunnah. Rasulullah SAW sendiri dikisahkan sering berpuasa di bulan ini sebagai bentuk persiapan spiritual menjelang Ramadan.

Peristiwa Besar: Perubahan Kiblat

Salah satu kejadian besar yang terjadi di bulan Sya’ban adalah perubahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah. Dalam kitab ini dijelaskan bahwa Rasulullah SAW sering melihat ke langit, menunggu wahyu dari Allah mengenai perpindahan kiblat. Kemudian turunlah ayat dalam Al-Qur’an:

“Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram…” (QS. Al-Baqarah: 144).

Peristiwa ini menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam, menegaskan bahwa umat Islam memiliki identitas tersendiri dalam peribadatan.

Malam Nisfu Sya’ban: Antara Keutamaan dan Perbedaan Pendapat

Kitab ini juga membahas keutamaan malam Nisfu Sya’ban, yang diyakini sebagai malam penuh rahmat dan ampunan. Salah satu hadis yang sering dikutip berbunyi:

“Allah melihat seluruh makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, lalu mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang memiliki kebencian dalam hatinya.” (HR. Ibnu Majah).

Meskipun ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai keabsahan hadis-hadis tentang Nisfu Sya’ban, kitab ini tetap mengajak umat Islam untuk memanfaatkan malam tersebut dengan memperbanyak ibadah seperti membaca Al-Qur’an, beristighfar, dan berdoa kepada Allah SWT.

Amalan-Amalan Utama di Bulan Sya’ban

Kitab ini memberikan panduan bagaimana seorang Muslim dapat memanfaatkan bulan Sya’ban dengan sebaik-baiknya. Beberapa amalan yang dianjurkan antara lain:

1. Memperbanyak Puasa Sunnah

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW memperbanyak puasa di bulan Sya’ban lebih dari bulan lainnya selain Ramadan. Puasa yang bisa dilakukan meliputi:

  • Puasa Senin dan Kamis
  • Puasa Ayyamul Bidh (tanggal 13, 14, dan 15)
  • Puasa sepanjang bulan Sya’ban (kecuali beberapa hari di akhir sebagai persiapan Ramadan)

2. Memperbanyak Istighfar dan Dzikir

Sya’ban adalah kesempatan emas untuk memperbanyak istighfar, mengingat amal manusia akan diangkat kepada Allah.

3. Bersedekah dan Beramal Saleh

Kitab ini menekankan pentingnya bersedekah dan melakukan kebaikan, sebagai persiapan untuk membangun kebiasaan baik sebelum Ramadan.

4. Membaca Al-Qur’an dan Shalat Malam

Dalam kitab ini juga disebutkan bahwa membaca Al-Qur’an dan mendirikan shalat malam di bulan Sya’ban memiliki keutamaan tersendiri.

Kesimpulan: Relevansi Kitab Ini bagi Muslim Modern

Kitab “Ada Apa dengan Sya’ban?” tidak hanya berisi dalil dan sejarah, tetapi juga memiliki pesan spiritual yang mendalam. Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki mengajak umat Islam untuk melihat bulan Sya’ban sebagai waktu yang sangat berharga, bukan sekadar bulan peralihan menuju Ramadan.

Dalam kehidupan modern, di mana banyak orang lebih sibuk dengan urusan duniawi, kitab ini mengingatkan bahwa bulan Sya’ban adalah momen refleksi dan persiapan spiritual. Kita diajak untuk mulai melatih diri dalam beribadah dengan lebih khusyuk sebelum memasuki Ramadan.

Dengan bahasa yang mudah dipahami dan rujukan yang kuat, kitab ini sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin memahami lebih dalam tentang bulan yang penuh berkah ini. Membaca kitab ini bisa menjadi langkah awal untuk menjadikan Sya’ban sebagai bulan penuh manfaat, bukan sekadar jembatan menuju Ramadan.

Jangan biarkan bulan Sya’ban berlalu begitu saja! Mari manfaatkan setiap momennya untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Nana Taryana

Nana Taryana

Ustadz dan Tokoh Masyarakat

Home
Kontak Kami
Search
Kembali