Prediksi Malam Lailatulkadar Menurut Imam Ghazali

waktu baca 2 menit
Jumat, 29 Mar 2024 23:34 0 370 Nana Taryana

Fimadina.com– Malam Lailatulkadar, menurut hadis dari Rasulullah SAW. telah masyhur berada pada 10 hari terakhir bulan Ramadan.

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِفِي الْوِتْرِمِنَ الْعَشْرِالْأَوَاخِرِمِنْ رَمَضَانَ

“Carilah Lailatulkadar itu pada malam-malam ganjil dari sepuluh hari terakhir (bulan Ramadan)”. (HR. Al-Bukhari dari Aisyah radliyallahu ‘anha)

Sebagian para ulama berusaha melakukan penelitian, melalui pengalaman dan pengamatan mereka dalam menemukan malam Lailatulkadar.

Diantaranya Imam Ghazali, yang menyatakan bahwa ada kaidah atau formula untuk bisa mengetahui dan mendapatkan Lailatulkadar. Hal ini terdapat dalam kitab I’anatut Thalibin. Kitab I’anatut Thalibin adalah salah satu kitab fiqih mazhab Syafi’i yang sangat populer dan banyak dipelajari di kalangan pesantren. Kitab ini merupakan syarah atau penjelasan dari kitab Fathul Mu’in karya Syaikh Zainuddin Al-Malibari.

فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء فهي ليلة تسع وعشرين أو يوم الاثنين فهي ليلة إحدى وعشرين أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهي ليلة سبع وعشرين أو الخميس فهي ليلة خمس وعشرين أو يوم السبت فهي ليلة ثلاث وعشرين .

Artinya:
1. Jika awalnya jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatulqodar jatuh pada malam ke-29

2. Jika awalnya jatuh pada hari Senin maka Lailatulkadar jatuh pada malam ke-21

3. Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jum’at maka Lailatulkadar jatuh pada malam ke-27

4. Jika awalnya jatuh pada hari Kamis maka Lailatulkadar jatuh pada malam ke-25

5. Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka Lailatulkadar jatuh pada malam ke-23″

Demikian pendapat Imam Ghazali, seperti tercatat dalam kitab I’anatut Thalibin Juz 2 hal 257.Tentang hakikat kepastian kebenarannya, jawaban terbaiknya adalah wallahu ‘a’lam (hanya Allah yang paling tahu). Rumus ini teruji dari kebiasaan para ulama yang telah menemui Lailatulkadar. Demikianlah ijtihad Imam Al-Ghazali dan disetujui oleh banyak ulama sebagaimana termaktub dalam kitab-kitab fiqih.

Karena itu, walaupun titik pusat konsentrasi qiyam Ramadan dan ibadah kita boleh diarahkan sesuai dengan kaidah tersebut, hendaknya kita terus mencari malam yang penuh kemuliaan itu di malam atau tanggal apa dan mana pun, dan terutama pada malam ganjil, dan terutama pada malam-malam sepuluh akhir, dan terutama lagi pada malam ganjil di sepuluh akhir.

Hal ini sesuai dengan kebiasaan Rasulullah SAW. yang pada 10 hari terakhir Ramadan fokus beritikaf dan meninggalkan aktifitas lainnya, hingga akhir hayatnya.

Nana Taryana

Nana Taryana

Ustadz dan Tokoh Masyarakat

Home
Kontak Kami
Search
Kembali