Syarat-syarat Penting untuk Menjadi Ahli Tafsir Al-Quran

waktu baca 3 menit
Sabtu, 28 Okt 2023 01:09 0 167 Dudi Triaji

Fimadina.com- Dalam bukunya yang berjudul “Mabahits fi Ulum Al-Quran”, Dr. Manna’ Khalil Al-Qaththan menguraikan beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi ahli tafsir atau mufassir Al-Quran. Menurutnya, langkah-langkah berikut adalah kunci untuk membentuk pemahaman yang mendalam terhadap teks suci Islam.

    1. Memiliki Aqidah yang Sehat Seorang mufassir harus mendasarkan pemahamannya pada aqidah ahlusunnah wal jamaah yang benar. Keyakinan yang kokoh dan sesuai dengan ajaran Islam adalah fondasi utama dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran. Hal ini penting untuk menghindari penyelewengan makna dan tujuan dari ayat-ayat suci.
    2. Terbebas dari Pengaruh Hawa Nafsu Ketika menafsirkan Al-Quran, seorang mufassir harus berusaha untuk membebaskan diri dari pengaruh hawa nafsu, kepentingan pribadi, atau afiliasi kelompok. Objektivitas dan ketidakberpihakan adalah prinsip yang harus dijunjung tinggi. Emosi pribadi seperti dendam, cemburu, atau perasaan lainnya tidak boleh mempengaruhi interpretasi Al-Quran.
    3. Menafsirkan Al-Quran dengan Al-Quran Langkah mendasar dalam menafsirkan Al-Quran adalah dengan merujuk kepada ayat-ayat Al-Quran lainnya. Ayat-ayat suci ini saling melengkapi dan menjelaskan satu sama lain. Sebelum mencari interpretasi dari sumber-sumber lain, mufassir harus memeriksa ayat-ayat Al-Quran itu sendiri.
    4. Menafsirkan Al-Quran dengan As-Sunnah Seorang mufassir juga harus memahami dan mempelajari hadits-hadits Nabi Muhammad dengan seksama. Pemilihan hadits-hadits yang sahih dan penolakan terhadap hadits palsu adalah prasyarat dalam menafsirkan Al-Quran. Hadits-hadits Nabi juga memiliki otoritas dan kebenaran sejajar dengan ayat-ayat Al-Quran.
    5. Merujuk kepada Perkataan Para Sahabat Para sahabat Nabi adalah saksi langsung dari turunnya ayat-ayat Al-Quran dan memiliki pemahaman yang mendalam tentang makna dan konteksnya. Oleh karena itu, mufassir harus merujuk kepada penjelasan dan tafsiran para sahabat terhadap ayat-ayat suci.
    6. Merujuk kepada Perkataan Tabi’in Para tabi’in adalah generasi yang mengikuti para sahabat Nabi dan memahami ayat-ayat Al-Quran secara mendalam. Pendapat dan interpretasi mereka juga merupakan sumber penting dalam memahami teks suci.
    7. Menguasai Ilmu Bahasa Arab Sebab Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab, seorang mufassir harus memiliki penguasaan yang baik terhadap bahasa ini. Selain itu, memahami budaya, idiom, pola pikir, dan logika Arab juga merupakan aspek penting dalam menafsirkan ayat-ayat suci.
    8. Menguasai Ilmu Terkait dengan Ilmu Tafsir Pemahaman mendalam tentang ilmu tafsir dan cabang-cabangnya juga diperlukan bagi seorang mufassir. Ini termasuk pengetahuan tentang ilmu balaghah, mantiq, dan aspek-aspek lain yang terkait dengan tafsir Al-Quran.
    9. Pemahaman yang Mendalam Akhirnya, seorang mufassir harus memiliki pemahaman yang dalam dan mendalam terhadap konteks sejarah, sosial, dan budaya di mana Al-Quran diturunkan. Ini akan membantu dalam memberikan interpretasi yang akurat dan relevan terhadap ayat-ayat suci.
Sumber: Ilmu Al-Quran dan Tafsir Jilid 2 (Ahmad Sarwat, Lc., MA). Bagian: C.1. Dr. Manna’ Khalil Al-Qaththan (hal. 372)
Dudi Triaji

Dudi Triaji

Pegiat Kepemudaan dan Remaja

Home
Kontak Kami
Search
Kembali